66 Hari Kerja Bupati Annisa, Mahasiswa Undhari Gelar Aksi Protes Terkait Pelayanan Kesehatan Buruk

Ratusan mahasiswa Undhari menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Dharmasraya, Selasa (6/5/2025).
SIGAPNEWS.CO.ID | DHARMASRAYA – Memasuki hari ke-66 masa kerja Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani, ratusan mahasiswa dari Universitas Dharmas Indonesia (Undhari) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati pada Selasa, 6 Mei 2024.
Aksi ini dipicu oleh dugaan buruknya pelayanan kesehatan di RSUD Sungai Dareh yang mengakibatkan meninggalnya salah satu mahasiswa Undhari.
Dalam orasinya, Koordinator aksi, Nanda Arfalia Putra, menyampaikan bahwa kedatangan mereka adalah bentuk kekecewaan dan protes terhadap sistem pelayanan rumah sakit yang dinilai tidak profesional.
"Kami datang ke sini menuntut evaluasi menyeluruh terhadap pelayanan RSUD Sungai Dareh. Rekan kami, mahasiswa semester dua, mengalami kecelakaan dan dibawa ke IGD. Namun, ia tidak mendapatkan penanganan medis yang layak selama sembilan jam hingga akhirnya meninggal dunia. Ini bentuk kelalaian yang tidak bisa ditoleransi," tegas Nanda.
Mahasiswa juga menyampaikan bahwa Kantor Bupati sempat ditutup dengan portal dan dijaga ketat oleh aparat kepolisian, sehingga menghambat jalannya aksi. "Ini rumah rakyat, dibangun dari uang rakyat. Kenapa kami dihadang?" seru mereka.
Aksi tersebut akhirnya mendapat tanggapan dari Sekretaris Daerah Dharmasraya, Adlisman, yang didampingi oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan serta Direktur RSUD Sungai Dareh. Dalam keterangannya, Adlisman menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut dan memohon maaf karena Bupati sedang berada di luar daerah.
"Kami turut berduka cita dan menyampaikan permintaan maaf. Pemerintah daerah akan segera melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap sistem pelayanan kesehatan, khususnya di RSUD Sungai Dareh," ujar Adlisman.
Aksi mahasiswa Undhari ini menjadi sorotan publik dan memicu desakan agar Pemerintah Kabupaten Dharmasraya serius dalam memperbaiki sistem pelayanan kesehatan demi mencegah kejadian serupa terulang kembali. (*)
Editor :Riki Abdillah