Diduga Ada Aroma Korupsi Proyek Jalan, di Siberut Barat Daya

Satu unit mobil melewati jalan rusak di Desa Pasakiat Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ist
SIGAPNEWS.CO.ID | MENTAWAI - Kondisi jalan di Dusun Peipei, Desa Pasakiat Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, sangat memprihatikan.
Jalan yang merupakan akses utama menuju desa tersebut mengalami rusak parah. Dari pantauan wartawan di lapangan, jembatan menuju kantor Camat Siberut Barat Daya, dapat dikatakan tidak layak. Sehingga kendaraan roda dua atau roda empat harus berhati-hati melalui jalan tersebut.
Salah seorang masyarakat setempat yaitu Sudirman, mengatakan kejadian ini sudah lama dirasakan.
"Kalau hujan jalan disini tidak bisa dilalui, karena becek dan berlumpur, selain itu banyak masyarakat yang jatuh bila melalui jalan ini," katanya, Senin (5/5/2025).
Warga lainnya yaitu, Erlinda, mengatakan, bila sudah hujan dan becek, warga tidak bisa membawa hasil bumi ke pasar.
Mantan camat Siberut Barat Daya,
Mateus Lajo, saat diwawancarai wartawan, mengatakan, terdapat dua proyek pengerjaan pertama jalan dan normalisasi sungai.
"Dari dermaga ke Taileleu, proyek tersebut diduga mangkrak dan diduga juga putus kontrak sudah 2 tahun," katanya.
Ditambahkannya, akibat jalan rusak membuat aktivitas masyarakat terganggu.
Disebutkannya, proyek yang mengerjakan jalan tersebut tidak diketahui namanya, karena tidak ada plang pengerjaan yang terpasang, sehingga masyarakat tidak tahu, dan juga tidak sosialisasi kepada masyarakat.
Tokoh masyarakat Manuel Salimu, mengatakan, berharap agar jalan tersebut dapat diperbaiki dengan segera.
"Jalan ini sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat," katanya.
Manuel Salimu, juga mempertanya mengapa jalannya bisa rusak.
"Kalau dikatakan dana kurang saya rasa tidak, dan pembuatan jalan teknis pembuatan jalan tidak sesuai setuju dan bila hujan turun, ini berbahaya dan jalan merupakan proyek ini berakhir 2024, namun tidak selesai," tuturnya.
Selain itu, tokoh masyarakat di Peipei yaitu Rapael Rakela yang juga tokoh masyarakat, mengatakan, satu unit alat berat dan satu mobil truk pernah dirusak masyarakat, gara-gara proyek jalan tidak selesai.
Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPI KPNPA RI) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Delau, mengatakan, semua proyek yang gagal wajib untuk diproses dan tuntas.
"Saya berharap penegak hukum harus berjalan, jangan ada tebang pilih," tegasnya.
Selain itu, di Peipei, diduga ada timbunan galian C diambil di hutan negara, dan diduga ada indikasi pengerusakan lingkungan.
Sampai berita ini diturunkan, kontraktor yang mengerjakan proyek jalan tersebut, saat dihubungi wartawan yang bersangkutan tidak menjawab baik melalui WhatsApp maupun telepon. (*)
Editor :Riki Abdillah