Komisi IV DPRD Padang Soroti Zonasi Sekolah dan Gagas “Remaja Masjid Reborn”

Rapat Komisi IV DPRD Kota Padang, Jumat (13/6/2025).
SIGAPNEWS.CO.ID | PADANG - Komisi IV DPRD Kota Padang menaruh perhatian serius terhadap isu pendidikan dan keagamaan dalam pembahasan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (P-KUA) serta Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (P-PPAS) tahun 2025. Ketua Komisi IV, Buya Iskandar, menegaskan bahwa sektor pendidikan, sosial budaya, dan keagamaan tetap menjadi fokus utama dalam pembahasan anggaran kali ini.
“Pendidikan ini harus menjadi prioritas. Jangan sampai Kota Padang mengalami stagnasi tanpa adanya terobosan baru,” ujar politisi Partai NasDem tersebut, Jumat (13/6), saat memimpin rapat di ruang Komisi IV DPRD Kota Padang.
Salah satu persoalan yang disoroti adalah sistem zonasi penerimaan siswa baru. Meski berbagai kebutuhan pendidikan seperti bantuan seragam hingga Lembar Kerja Siswa (LKS) sudah diakomodasi, sistem zonasi masih menyisakan masalah dalam pemerataan akses pendidikan.
“Permasalahan zonasi ini masih menjadi sorotan. Meski sekarang istilahnya domisili, esensinya tetap soal jarak dan zona. Ini harus diperjelas,” ungkap Buya Iskandar.
Ia menyebutkan bahwa Komisi IV akan mendorong Dinas Pendidikan untuk meminta diskresi ke Kementerian Pendidikan agar aturan zonasi bisa disesuaikan dengan kondisi riil Kota Padang.
“Saat ini hanya 40 dari 104 kelurahan di Padang yang memiliki SMP Negeri. Sejumlah kelurahan seperti Lubuk Lintah, Ampang, dan Alai tidak termasuk dalam zona sekolah terdekat. Ini menciptakan ketimpangan akses yang perlu segera diatasi,” tegasnya.
Komisi IV berkomitmen memperjuangkan solusi langsung ke kementerian agar kebijakan yang berlaku tidak merugikan hak pendidikan anak-anak di Kota Padang.
Di bidang keagamaan, Buya Iskandar juga mengungkapkan inisiatif baru bertajuk Remaja Masjid Reborn, sebuah program lanjutan dari Progul Smart Surau Pemerintah Kota Padang. Program ini bertujuan menciptakan ruang alternatif bagi generasi muda untuk berkumpul dan beraktivitas positif di masjid.
“Anak muda sekarang butuh ruang nongkrong. Maka kita siapkan fasilitas seperti wifi dan area kerja di masjid. Begitu azan berkumandang, mereka bisa langsung ibadah. Kita tidak bisa menghalangi perkembangan teknologi, tapi kita bisa mengarahkan,” tuturnya.
Program ini rencananya akan diluncurkan di 11 masjid yang mewakili masing-masing kecamatan di Kota Padang.
“Ini bukan hanya soal fasilitas, tapi cara baru untuk mendekatkan generasi muda dengan masjid dan kegiatan yang positif,” tutupnya. (*)
Editor :Riki Abdillah