Pantomim dari SLB-YPPLB Meriahkan Pembukaan Festival Anak Sumbar 2023

Pertunjukan pantonim di gelar di depan istana Gubernuran Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), (Foto dok: Sigapnews).
SIGAPNEWS.CO.ID | PADANG -- Pembukaan Festival Anak di depan istana Gubernuran Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), dimeriahkan dengan berbagai macam pertunjukan, diantaranya pantomim dari siswa disabilitas Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembina Pendidikan Luar Biasa (SLB YPPLB).
Pantomim yang berjudul 'Bermain di Taman' ini merupakan karya dari salah seorang seniman teater kota Sumbar, Dadang Leona. Dadang sudah sejak 2018 melatih anak SLB untuk berpantomim. Ia juga sering dilibatkan menjadi juri untuk perlombaan pantomime tingkat Sumbar.
Beberapa muridnya mendapatkan juara nasional pantomim untuk kejuaraan nasional disabilitas dan tampil pada undangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Butuh waktu 1 bulan lebih untuk melatih mereka di pertunjukan kali ini," ujar, kemaren.
Menurutnya, melatih siswa disabilitas membutuhkan kesabaran karena cara berkomunikasi yang berbeda. Dalam latihan, ia selalu melibatkan guru dari SLB sebagai penterjemah.
Pantomime merupakan pertunjukan teater tanpa kata yang penampilannya mengutamakan gerak tubuh dan ekspresi. Dan siswa bisu terbiasa berkomunikasi melalui gerak tubuh dan ekspresi.
Menurut Dadang, ini adalah keunikan yang membuat siswa tersebut lebih mudah untuk menyelami pantomime dibandingkan orang yang dominan berkomunikasi dengan kata.
"Penghayatan mereka sangat baik ketika berpantomim," puji Dadang.
Pika kesty, guru pendamping para penampil sangat gembira.
"Baru kali ini siswa kami terlibat pada acara yang melibatkan banyak orang. Biasanya, mereka diundang ketika ada acara khusus disabilitas," jelasnya.
Menurutnya, perbedaan antara anak bisu dan yang tidak hanya di cara komunikasi saja. Menariknya, di momen perayaan hari anak tahun ini, siswa SLB-YPPLB bisa merayakannya bersama anak-anak lain.
"Saya berharap kegiatan seperti ini diperbanyak. Kegiatan ini menjadi upaya untuk menghapus pembatas antar kondisi anak yang beragam," harapnya.
Yusuf Fadli Aser, kurator Festival Anak menuturkan, festival ini bertujuan menghadirkan ruang temu yang inklusif untuk anak.
“Bukan hanya bermain dan belajar bersama. Kami juga mendorong partisipasi bermakna dari anak agar percaya diri menyelenggarakan kegiatan serta menampilkan karya untuk diapresiasi khalayak,”imbuhnya.(*)
Editor :Riki Abdillah