Galanggang Arang #7 Akhirnya Ditutup

Usai penutupan, para peserta dan tamu undangan serta panitia foto bersama,(Foto dok: Sigapnews Sumbar).
SIGAPNEWS.CO.ID | PADANG PARIAMAN -- Festival Galanggang Arang 7 resmi ditutup Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumatera Barat,Undri, SS, M.Si,
Dimana kegiatan kegiatan tersebut membuat, Undri mengapresiasi semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya Galanggang Arang di Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman dengan baik, mulai dari segenap panitia, partisipan serta semua pihak yang terlibat.
“Acara di Kayutanam begitu ramai dengan pengunjung. Keterlibatan anak nagari mulai dari pelaksana dan penampil seni budaya juga sangat tinggi," ujar Undri, kemaren.
Menurutnya kegiatan ini berhasil menggali potensi budaya Padang Pariaman yang sangat kaya. Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) menjadi salah satu sumber inspirasi lahirnya berbagai jenis penciptaan seni budaya.
"Balai Pelestarian Kebudayaan juga telah memamerkan arsip tentang WTBOS. Beberapa museum juga kita libatkan agar membawa asetnya untuk ikut dipamerkan, seperti Museum Sawahlunto dan museum Perang Sintuak," ujarnya.
Karenanya, selain arsip dipamerkan juga miniatur Mak Itam beserta gerbong dan beberapa properti lainnya.
Festival ditutup dengan penampilan komposisi musik tradisi modern berjudul “Sound of Kaba Nan Ampek” oleh grup musik Mahoni. Pesan kato nan Ampek, filosofi laku hidup orang Minang disajikan dalam pertunjukan musik dan aklamasi puisi. Perpaduan bunyi dari Talempong, gendang, bass, biola dan elektronik musik berhasil menuai tepuk tangan riuh para pengunjung.
Selain itu ada penampilan puisi dari komunitas Seni Nan Tumpah, Tari Indang Kreasi Sanggar Tuah Sepakat, pertunjukan musik Sanggar Umbuik Mudo dan Sanggar Binuang Sati, drama tari Sanggar Warih Bajawek, pertunjukan musik puisi SMAN1 Batang Anai dan Katumbak juga memeriahkan hari terakhir Galanggang Arang 7 Kayutanam.
Sebagian besar penampil merupakan anak nagari se-Kabupaten Padang Pariaman yang menjadikan budaya tradisi sebagai dasar untuk pengembangan budaya kekinian.
Ketua pelaksana Galanggang Arang 7, Nanda Andika Saputra, mengucapkan terimakasih kepada seluruh warga nagari Kayutanam yang bahu-membahu agar perhelatan ini berjalan lancar.
"Saya terharu dengan semangat warga. Anak muda sampai orang tua ikut goro baro membersihkan tempat acara. Bahkan anak nagari ikut membuat karya seni untuk dipamerkan, ujar Nanda.
Menurutnya, Stasiun Kayutanam adalah warisan anak nagari. Karena itu segala sesuatu yang berbentuk fisik maupun budaya yang lahir dari keberadaan stasiun itu harus dirawat dan lestarikan.
"Perhelatan ini berhasil mendatangkan ribuan pengunjung. Selain ada pameran dan penampilan seni budaya tradisi, juga meningkatkan perekonomian. Pedagang yang berjualan diluar stand UMKM adalah anak nagari ini. Dagangan mereka laris manis diserbu pengunjung," cerita Nanda.
Read more info "Galanggang Arang #7 Akhirnya Ditutup" on the next page :
Editor :Riki Abdillah