Pertama di Sumatra, Galanggang Arang Kayu Tanam Hadirkan Pameran Seni Rupa & Arsip di Gerbong Kereta

Para peserta lagi melukis di atas gerbong Kereta Api.(Foto dok: Sigapnews)
SIGAPNEWS.CO.ID | PADANG PARIAMAN -- Galanggang Arang 7 yang berlangsung di stasiun Kayutanam selama dua hari, menghadirkan suatu bentuk inovasi dalam mengapresiasi seni.
Salah satu sorotan utama dalam perhelatan ini adalah pameran seni rupa dan arsip tentang Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) di Gerbong Kereta Api Lembah Anai jurusan Kayutanam-Duku-Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Pameran yang diresmikan pada 28 November lalu oleh, Kepala Drive II KAI Sumbar di Stasiun Kayutanam, Sofan Hidayah mengatakan, pesan dukungan upaya memajukan budaya penciptaan seni di jalur WTBOS.
“Kami mendukung pemajuan kebudayaan dan penciptaan karya seni di jalur WTBOS ini,” katanya kemaren.
Peresmian pameran ditandai dengan penerbangan 20 layang-layang 'darek' oleh anak nagari di Stasiun Kayutanam, pembubuhan tanda tangan di stiker Galanggang Arang 7 yang tertempel di depan pintu gerbong dan pemotongan pita di pintu masuk gerbong KA.
Direktur Artistik Galanggang Arang 7, Yusuf Fadly Aser menyebutkan, ekspresi inovatif ini bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan sejarah melalui pendekatan seni rupa. Ia yakin hal tersebut akan meningkatkan kepedulian dan kesadaran tentang pentingnya mengetahui sejarah dari warisan anak nagari yang diakui dunia.
Pameran ini melibatkan 3 orang seniman yakni Body Dharma seniman Indonesia asal Kayutanam yang menyuguhkan seni sketsa, Ariq Al Hani (Padang) di pameran arsip, dan Arif Rahman pada commision art (Pariaman).
“Ada 14 karya sketsa Body Dharma yang kita pajang di setiap jendela gerbong penumpang. Karya yang telah dikurasi tersebut menarasikan visual dari 3 zona WTBOS mulai dari Sawahlunto, Teluk Bayur dan beberapa stasiun yang merupakan jalur perlintasan Mak Itam. Harapannya setiap penumpang bisa menikmati instalasi sketsa pada kereta yang berjalan,” ujar Aser.
Pameran arsip Ariq Al Hani juga cukup unik. Foto arsip dan narasinya digantung pada langit-langit gerbong. Aser menjelaskan hal tersebut agar menarik minat pengunjung untuk membaca arsip.
Selanjutnya ada commision art dari Arif Rahman yang menarasikan pertambangan batubara pada masa kolonial. Gambar batubara, lori (alat manual pengangkut batubara), baliang (sejenis kapak besi dengan ujung runcing di kedua sisinya), rantai dan siluet orang tambang ditempel pada sebelah kiri sepanjang badan gerbong penumpang.
“Instalasi ini bertujuan untuk menyampaikan pesan bahwa dahulunya kereta api mengangkut batubara yang ditambang oleh orang rantai di Sawahlunto. Setiap gambar berwarna monokrom (hitam) untuk memberi kesan kuat pada pertambangan batubara,” ujar Arif.
Selain itu, Arif juga membuat replika lori dan 3 silo yang dipajang di halaman stasiun Kayutanam. Arif menyebutkan inspirasi dari karya tersebut berangkat dari risetnya terkait WTBOS. Uniknya, instalasi 3 silo terbuat dari bambu.
Read more info "Pertama di Sumatra, Galanggang Arang Kayu Tanam Hadirkan Pameran Seni Rupa & Arsip di Gerbong Kereta" on the next page :
Editor :Riki Abdillah