Pentingnya Budaya Literasi Minangkabau

SIGAPNEWS SUMBAR | PADANG - Perkembangan ilmu pengetahuan dalam kurun waktu belakangan ini terus mengalami kemajuan. Hal ini didasarkan adanya literasi atau kemampuan membaca dan menulis, agar dapat memahami suatu masalah. Selain itu, literasi menjadi penting, karena meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilian.

"Kita ingin membangkitkan budaya literasi dan ingin menggerakkan aspek kehidupan berbangsa, karena literasi kita kan dalam rengking dunia masih rendah. Sumatra Barat (Sumbar) ingin memberikan peran tersebut, sambil menampilkan eksistensi para pekarya seniman, budayawan, untuk melihatkan karyanya kepada dunia," kata ketua Satupena Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Sastri Bakry, pada kegiatan Melewakan Internasional Minangkabau Literacy Festival (IMLF), di gedung Museum Aditiyawarman, Minggu (12/6/2022).

Lebih jauh disebutkan, dengan penyelenggaran IMLF tentunya dapat menguatkan literasi itu sendiri.

"Dengan adanya IMLF tentunya banyak bidang disana, mulai dari seniman, budayawan, dan lain sebagai sehingga bersatu dalam iven yang diselenggarakan pada 22 hingga 27 Febuari 2023, karena banyak kegiatan yang dilaksanakan," katanya.

Dikatannya, penyelenggaraan IMLF memerlukan kerja keras dan dukungan dari semua pihak. Dalam iven tersebut, terdapat beberapa daerah yang mensukseskan IMLF, yakninya Padang, Padang Panjang, Agam dan Bukittinggi.  

"Dengan diskusi literasi diharapkan dapat, mencari masukkan sehingga persiapan IMLF yang bakal dihelat tahun depan berjalan dengan baik. Dalam kegiatan nantinya akan menggelar workshop, pameran buku, pementasan seni budaya dan lain-lain,"imbuhnya.  

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Direktorat Jendral Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  (BPNB Kemendikbudristek) RI Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Undri menjelaskan, bagian penguatan dari literasi bila dilihat dalam persoalan orang Minang dalam ruang lingkup besar literasi itu, misalnya alam takambang jadi guru sangat penting dalam persoalan literasi.

BPNB Kemendikbudristek RI Provinsi Sumbar, mendukung kegiatan tersebut. Pasalnya, hal ini dari unsur kemajuan kebudayaan salah satunya literasi bahasa.

"Kedepan bagaimana literasi-literasi yang berkembang di Sumbar, khususnya literasi Minangkabau digerakkan menjadi dunia pendidikan. Kalau di dunia pendidikan penguatan lokal. Dan bagaimana literasi Minangkabau tetap lestari, dalam arti kata ada unsur perlindungannya, pemanfatannya. Hal ini penting dalam persoalan kebudayaan, dalam arti kata kemajuan literasi Minangkabau dapat digerakkan," jelasnya.  

Kepala Dinas Kebudyaan Provinsi Sumbar Syaifullah, mendukung kegiatan ide IMLF yang digagas oleh Satupena Sumbar, karena adanya kolaborasi dari berbagai pihak.

"Diharapkan dengan adanya iven literasi Minangkabau, yang telah ada dari dulu. Dapat disampaikan diforum internasional yang melibatkan banyak negara,"tutupnya.

Pegiat Budaya Januardi mengatakan dalam diskusinya, literasi Minangkabau yaitu berbicara tentang alam Minangkabau.

"Literasi Minangkabau telah ada sejak sebelum Belanda datang, bahkan banyak tokoh di Sumbar yang lahir hingga terkenal sampai kekancah dunia, seperti Muhammad Hatta, Ahmad Khatib Al Minangkabawi dan banyak lagi," tuturnya.

Sementara itu, pegiat budaya Mak Kari menyebutkan, literasi tidak hanya membaca yang surat, namun harus mampu membaca yang tersirat atau tersembunyi.

"Kemampuan membaca yang baik, tentunya melahirkan hasil yang baik pula," tegasnya.    

Dalam kegiatan tersebut, juga diikuiti dengan sesi tanya jawab dan foto. (*)