Tiga Minggu Pasca Lebaran, Sungai Batanghari di Dharmasraya Keruh Akibat Tambang Emas Ilegal

Kondisi Sungai Batanghari yang mengalir di wilayah Kabupaten Dharmasraya tampak mengkhawatirkan. Air sungai terlihat keruh dan berwarna kecoklatan, diduga kuat akibat aktivitas tambang emas tanpa izin (PETI) yang semakin marak.
SIGAPNEWS.CO.ID | DHARMASRAYA - Tiga minggu setelah Lebaran, kondisi Sungai Batanghari yang mengalir di wilayah Kabupaten Dharmasraya tampak mengkhawatirkan. Air sungai terlihat keruh dan berwarna kecoklatan, diduga kuat akibat aktivitas tambang emas tanpa izin (PETI) yang semakin marak.
Pantauan langsung di bawah Jembatan Pulai, Kecamatan Sitiung—jembatan yang diresmikan beberapa tahun lalu oleh Bupati Sutan Riska—terlihat jelas deretan kapal-kapal kecil yang digunakan untuk kegiatan tambang ilegal. Aktivitas ini berlangsung secara terang-terangan, bahkan di jalur yang sering dilewati masyarakat umum, tanpa rasa takut terhadap aparat penegak hukum.
"Kami sudah sangat resah karena para pekerja tambang ini. Air sungai kami sekarang sudah tidak ada yang bersih lagi," ungkap seorang warga berinisial P, Kamis (24/4/2025).
Menurut P, para penambang menggunakan berbagai cara untuk mengekstraksi emas, termasuk dengan menyelam langsung ke dasar sungai. Ia menambahkan bahwa dampak dari aktivitas ini sangat merugikan, mulai dari kerusakan kualitas air hingga meningkatnya risiko bencana alam.
“Air menjadi keruh, ekosistem terganggu, dan lingkungan rusak parah. Ini bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga ancaman bagi keselamatan warga,” jelasnya.
P juga menyampaikan harapannya kepada pihak kepolisian agar segera bertindak tegas terhadap para pelaku PETI. Ia menegaskan pentingnya keadilan dalam penegakan hukum, “Jangan hanya tegas di satu tempat, tapi longgar di tempat lain,” ujarnya dengan nada kesal. (*)
Editor :Riki Abdillah