Islam dan Nasionalisme, Partai Bulan Bintang Gelar Rakornas 2023

Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra memberikan sambutan dan arahan dalam pembukaan Rakornas PBB di Jakarta, Rabu (11/1/2023).
SIGAPNEWS SUMBAR | JAKARTA - Ketum (Ketua Umum) PBB (Partai Bulan Bintang) Yusril Ihza Mahendra menegasakan Partai Bulan Bintang adalah partai moderat yang meyakini islam sebagai problem solving dan mengatur seluruh sendi kehidupan manusia secara menyeluruh dan universal. Dan juga Partai Bulan Bintang merupakan Partai Islam yang moderat dan itu jelas di katakan dalam Qur,an.
Hal ini dikatakan Yusril pada saat Rekornas (Rapat Koordinasi Nasional) Pantai Bulan Bintang yang digelar di Hotel El Royal Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Demikian Kami jadikan kamu ummatan wasathan (umat petengahan) supaya kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul (Muhammad SAW) menjadi saksi atas perbuatan kamu...” (QS. Al-Baqarah (2): 143)
Para mufassir, mengartikan kata wasathan dengan terbaik, pilihan, adil dan seimbang. Maka ummatan wasathan dapat diartikan dengan umat islam sebagai umat terbaik, umat pilihan, umat yang adil dan umat yang seimbang kehidupannya.
Dan yang paling disampaikan oleh Ketum Partai Bulan Bintang dalam sambutannya adalah "Umat islam harus solutif dan mengakomodir kemajemukan bangsa ini, apapun agamanya apapun suku dan rasnya itu adalah satu kesatuan umat yang dibingkai dalam kebangsaan dan islam menjadi salah satu solusi dan pemersatu bangsa karena umat islam adalah umat pilihan", kata dia.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar serta beriman kepada Allah...."
"Jadi islam.tidak ektrem kanan apalagi extrem kiri islam, islam adalah jalan tengah untuk kemajuan bangsa ini," lanjutnya.
Jadi pada intinya terimalah Partai Bulan Bintang sebagai salah satu partai islam yang selalu bergerak dalam landasan keislaman dan keindonesiaan, keislaman dan nasionalisme.
Karena pada intinya islam dan nasionalisme tidak bisa dipisahkan karena perkara yang dua ini sudah menjadi Sunnatullah dalam kehidupan berbangsa tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia.
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa." (*)
Editor :Riki Abdillah