Penyair Malaysia Apresiasi Merdeka Berkarya SatuPena Sumbar

Para pembaca puisi bahagia berfoto bersama dengan penyair Malaysia Prof. Hashim Yaacob.
SIGAPNEWS.CO.ID | PADANG -- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) SatuPena Sumbar, menggelar kegiatan membaca puisi bersama penyair Malaysia dan penyair Sumbar, disalah satu kafe Kota Padang. Pembacaan puisi dibaca dari yang muda, pemula hingga penyair-penyair hebat.
Hal tersebut membuat penyair Malaysia Prof. Hashim Yaacob mengapresiasi pembacaan puisi.
Dikatakannya, para pembaca puisi menampilkan baca puisi dengan suara yang maksimal, power full. Sehingga dapat menumbuhkan perasaan pendengarnya. Hal ini, menunjukkan bahwa, puisi tersebut memang memiliki makna dan ditulis dengan penuh perasaan oleh si penulisnya.
“Sering kali orang menulis puisi tatkala kalah dalam sebuah kompetisi, atau pada kondisi yang tidak mengenakkan akibat tindakan dan keputusan seseorang yang selama ini amat ditakuti. Misalnya, jabatan dicopot oleh atasan. Kemudian menuliskan kekesalan tersebut dalam bentuk puisi,” kata Hashim, Sabtu (24/8).
Prof. Hashim Yaacob, mengatakan, agar terus berkarya.
"Menghidupkan dunia seni dengan puisi," katanya.
Penulis puisi yang juga aktif menulis, dan acap kali diganjar penghargaan, yaitu Sauni Saunir, serta terakhir menulis Goresan Puisi di Hari Tua mengatakan, SatuPena Sumatera Barat berhasil memberikan motivasi menulis kepada banyak orang.
Dengan aktifnya SatuPena Sumbar menggelar berbagai kegiatan, seperti pembacaan puisi Merdeka Berkarya ini, yang tampil tidak hanya penyair dan pembaca puisi yang hebat-hebat dari Sumatera Barat. Akan tetapi mereka yang belum pernah membaca puisi pun ikut tampil membaca puisi.
“Dengan adanya kegiatan ini mendatangkan kebahagiaan tersendiri. Bisa berkumpul dengan orang-orang kreatif dalam berkarya. Dengan membaca puisi kekinian, kita tersentuh dari puisi yang dibacakan tadi,” kata Saunir Saun mantan dosen IKIP Padang ini.
Ia menceritakan bagaimana semangat menulis ditularkan kepada cucunya. Dari delapan orang cucunya, empat orang sudah bisa menulis. Awalnya, diminta menulis pantun melalui group whatsapp. Mereka yang berhasil menulis pantun dan dianggap terbaik diberikan apresiasi. Sehingga cucunya termotivasi untuk menulis.
Ketua DPD SatuPena Sumbar Sastri Bakry menyebutkan, kegiatan ini mengumpulkan sastrawan besar yang berasal dari Sumbar.
"Hari kemerdekaan menunjukkan SatuPena bebas berkarya, tidak ada satu pun yang menghalangi untuk berkarya," ujarnya.
Dijelaskannya, kegiatan yang bertemakan Merdeka Berkarya ini bertujuan untuk, memberikan ruang kepada seniman dan penyair Sumbar tampil dihadapan anggota SatuPena serta masyarakat umum. Maka ada sepuluh orang penyair hebat Sumbar tampil dan penyair sangat senior Malaysia Hashim Yaacob membaca puisi.
“Acara ini sekaligus memberikan bukti, siapa pun bisa berkarya,tanpa ada yang bisa menolak, melarang dan menghentikan sebuah kegiatan.Selain itu juga memberikan kesempatan kepada pemula-pemula yang ingin membaca puisi. Sehingga akan muncul generasi baru, selain menulis puisi, juga membacanya di hadapan publik, Seperti Mutiara, pemenang Sumbar Talenta 16 kategori puisi,” kata Sastri Bakry yang baru saja meluncurkan buku puisinya berjudul “Bung Hatta dan Boven Digoel ketika Seorang Papua Menangis Padaku.
Sekretaris DPD SatuPena Sumbar Armaidi Tanjung, menuturkan, kegiatan ini memberikan apresiasi kepada generasi muda dan ruang kepada generasi penerus sehingga menjadi sastrawan hebat.
Selain pembacaan puisi, juga digelar diskusi. Sepuluh penyair hebat se Sumbar masing-masing Andria Catri Tamsin, Dadang Leona, Muslim Noer, Mutiara, Refdinal Muzan, Rizal Tanjung, Silvia Roza, Syarifuddin Arifin, Yenny Ibrahim dan Zamzami Ismail.
Dalam kegiatan tersebut, hadir juga mahasiswa, anggota SATUPENA dan wartawan.(*)
Editor :Riki Abdillah