Bedah Buku Menggugat Ibu, Sajikan Banyak Momen Reflektif dan Pembelajaran

Sebagian perwakilan peserta bedah buku bersama pembicara bedah buku mendapat apresiasi kebangsaan bendera merah putih.
SIGAPNEWS.CO.ID | PADANG -- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) SatuPena Sumbar bersama Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat, bedah buku “Menggugat Ibu Kumpulan Surat untuk Ibu”, di aula Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat.
Kegiatan tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu Bunda Literasi Sumbar, Harneli Mahyeldi dan Dosen Universitas Terbuka Padang, Nurhasni, didampingi Ketua DPD SatuPena Sumbar, Sastri Bakry serta Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat, Rahimi Siddik.
“Surat-surat yang dimuat dalam buku ini ditulis oleh siswa dan guru dengan hati dan perasaan yang menyentuh hati pembaca. Banyak kisah yang bisa diambil pelajaran dalam buku ini,” ujar Bunda Literasi Sumbar, Harneli Mahyeldi, Sabtu (29/7/2024) kemaren.
Buku ini katanya, menyelami hubungan ibu dan anak melalui perspektif yang mungkin jarang dibicarakan, yaitu kritik, kekecewaan, dan harapan yang tidak tercapai atau tidak tersampaikan. Selain itu, memberikan kita wawasan tentang bagaimana pandangan terhadap ibu yang berkembang seiring bertambahnya usia.
Perempuan yang disapa akrab Ummi itu melanjutkan, hadirnya buku ini sekaligus meningkatkan kemampuan menulis kalangan siswa dan guru di SMA, SMK dan Madrasah Aliyah. Kemampuan menulis tentunya harus dibarengi dengan kemampuan banyak membaca.
Ia mengungkapkan, hadirnya buku ini patut diapresiasi sebab memiliki kekuatan utama dimana penulis menghadirkan sudut pandang yang berbeda tentang hubungan mereka dengan ibu.
“Kasih sayang, kekecewaan, ada yang menyampaikan rasa sakit yang mendalam, dan ada pula yang merenungkan harapan-harapan yang tidak terpenuhi. Keberagaman ini menciptakan mozaik emosional yang kompleks dan mendalam, sehingga ada yang mencoba bunuh diri” kata Nurhasni.
Menurut Nurhasni, tema “menggugat ibu” ini memungkinkan para penulis untuk mengekspresikan perasaan yang seringkali terpendam. Buku ini tidak hanya berisi luapan kasih sayang dan kritik, namun juga menghadirkan refleksi mendalam tentang peran seorang ibu dan ekspektasi yang sering kali terkadang terlihat tidak realiastis.
Kejujuran dalam menyampaikan perasaan juga menjadi daya tarik yang menonjol dalam buku ini, memberikan ruang bagi pembacanya untuk merenungkan hubungan mereka sendiri dengan ibunya.
“Buku ini disusun dengan baik, setiap surat diberikan ruang untuk bersinar tanpa terasa tergesa-gesa. Tata letak yang rapi dan penggunaan font yang nyaman dibaca, memperkuat pengalaman membaca. Desain sampul yang menarik, juga menambah daya Tarik buku ini, memberikan kesan pertama yang kuat,” kata Nurhasni.
Sebagai sebuah koleksi, kata Nurhasni, tema “Menggugat Ibu” berhasil diangkat dengan baik. Meskipun berisi kekecewaan, kritik, dan juga luapan kasih sayang, buku ini juga menyajikan banyak momen reflektif dan pembelajaran. Hubungan ibu-anak yang kompleks ditampilkan dengan cara yang jujur tanpa filter. Memberikan pembaca wawasan baru tentang dinamika ini.
“Menggugat ibu merupakan kumpulan surat yang berani dan provokatif. Menawarkan pandangan yang jujur dan mendalam tentang hubungan ibu dan anak. Buku ini mengajak pembaca untuk merenungkan kebersamaan, harapan, dan kekecewaan mereka sendiri, serta memahami bahwa hubungan dengan ibu adalah sesuatu yang kompleks dan penuh nuansa. Dengan keberagaman penulis dan gaya penulisan, buku ini menjadi bacaan yang mengesankan dan menggugah perasaan,” kata Nurhasni.
Buku Menggugat Ibu ini adalah hasil Lomba Menulis Surat Untukmu Ibu yang diikuti ribuan anak SMA dan Guru dalam rangka hari Ibu tahun lalu. Editor buku ini adalah Sekretaris DPD SatuPena Sumbar Armaidi Tanjung, diterbitkan Pustaka Artaz, xiv + 266 halaman.(*)
Editor :Riki Abdillah