Menuju Sumbar Tangguh Bencana, Gubernur Mahyeldi Fokus Maksimalkan Mitigasi dan Minimalisir Dampak

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah bersama Mentan Arman Sulaiman tinjau lahan pertanian yang terkena bencana di Sumbar.
BPBD Sumbar juga memasang 42 unit Early Waring Systen (EWS) pada 6 kabupaten/kota di pesisir kecuali Mentawai. Untuk Mentawai, Langkah mitigasi dilakukan dengan menerapkan kearifan lokal, seperti mengajak masyarakat evakuasi ke dataran tinggi jika terjadi gempa. Lalu 9 di antara 42 EWS itu adalah EWS inklusi sebagai pedoman bagi masyarakat penyandang disabilitas.
“Ke depan, kita tengah mempersiapkan pengadaan 300 EWS termasuk EWS inklusi yang akan di pasang pada seluruh kabupaten/kota,” katanya.
Selanjutnya, pembuatan garis biru batas aman tsunami (Tsunami Safe Zone) pada sejumlah ruas jalan di daerah rawan gempa berpotensi tsunami. Kota Padang sudah memiliki garis biru ini pada beberapa titik sebagai tanda bagi masyarakat untuk tidak perlu evakuasi lebih jauh bila telah berada pada zona yang termasuk garis biru ini.
Dan tak kalah pentingnya adalah simulasi bencana gempa dan tsunami. Masyarakat harus menyiapkan diri menghadapi bencana, termasuk pengetahuan terkait kebencanaan juga peralatan kegawatdaruratan. Simulasi harus dilakukan berulang-ulang agar saat terjadi bencana, risiko dapat diminimalisir karena masyarakat sudah paham yang harus dilakukannya.
“Latihan atau simulasi bencana ini bukan hanya latihan sekali seumur hidup, tapi harus menjadi budaya dan pelajaran seumur hidup. Karena kita semua tahu, Sumbar adalah daerah rawan bencana, semua jenis bencana ada di Sumbar. Khusus gempa, kita tidak bisa memprediksi kapan terjadinya,” jelas Rudy.
Jadi, menyikapi isu potensi megathrust itu, sebaiknya fokus pada upaya meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari tingkat keluarga, memastikan rencana evakuasi mandiri, jalur evakuasi, memelihara selter dan melatih kembali komunikasi risiko berbasis komunitas.
Selanjutnya, menyikapi bencana diluar gempa dan tsunami, menurut Rudy, pihaknya meminta seluruh BPBD kabupaten/kota untuk menyiapkan mitigasi bencana sesuai dengan profil bencana masing-masing daerah. Selain itu, pihaknya mendorong dilakukan sosialisasi dan gladi kesiapsiagaan dan mempedomani merefer info dari BMKG tentang perubahan cuaca dan info cuaca ekstrim.
Desa Tangguh Bencana Untuk program Desa Tangguh Bencana (Destana), perwakilan 12 nagari yang ditunjuk sudah selesai mengikuti pelatihan masing-masing 6 nagari di Pesisir Selatan yaitu, Nagari Painan Selatan, Ampang Pulai, Taratak, Air Haji Barat, Kambang Barat dan Ampiang Parak, serta 6 nagari di Padang Pariaman yaitu Nagari Kuranji Hilir, Katapiang, Malai V Suku, Manggopoh, Ulakan dan Nagari Pilubang.
Masing-masing nagari mendapatkan sertifikat pelatihan yang didalamnya mencantumkan 6 komponen tentang tingkat ketangguhan suatu nagari, yaitu layanan dasar, peraturan dan kebijakan penanggulangan bencana, pencegahan dan mitigasi bencana, kesiapsiagaan darurat dan kesiapsiagaan pemulihan. Sebelum pelatihan, ketika diuji, tingkat ketangguhannya terbilang rendah. Namun setelah pelatihan, terjadi peningkatan ketangguhan yang mencapai tingkat utama.
“Alhamdulullah. Setelah mengikuti pelatihan terjadi peningkatan terhadap komponen tingkat ketangguhan suatu nagari. Kita berharap, ilmu yang diperoleh dapat ditularkan kepada masyarakat nagari serta nagari-nagari tetangga yang juga memiliki risiko tinggi ancaman bencana,” ujar Rudy Rinaldy.
Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.
Dalam hal ini, masyarakat nagari/kelurahan adalah pelaku utama dalam upaya penanggulangan bencana, dan sekaligus menjadi kelompok pertama yang menerima dampak bencana. Oleh karena itu, penguatan kapasitas masyarakat di nagari/kelurahan adalah upaya strategis untuk mewujudkan “Sumbar Tangguh Bencana”.
“Ini bagian dari upaya kita memperkuat mitigasi bencana. Jika mitigasi kita bagus, maka dampak bencana bisa diminimalisir,” terang Rudy Rinaldy. (adpsb)
Read more info "Menuju Sumbar Tangguh Bencana, Gubernur Mahyeldi Fokus Maksimalkan Mitigasi dan Minimalisir Dampak" on the next page :
Editor :Riki Abdillah