Komnas HAM RI Sebut Terima Hampir 5000 Aduan Pertahun

Komnas HAM RI Atnike Nova Sigiro, memberikan Workhsop Pembela HAM dan media gathering (SNP 07 tentang HAM atas tanah dan sumber daya alam), di hotel Rangkayo Basa.Minggu (18/6/2023)
SIGAPNEWS SUMBAR | PADANG - Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) hingga kini masih terus terjadi, ada banyak kasus pelanggaran HAM, bahkan telah masuk pada kategori pelanggaran HAM berat.
Hal inilah yang disampaikan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI Atnike Nova Sigiro, saat memberikan Workhsop Pembela HAM dan media gathering (SNP 07 tentang HAM atas tanah dan sumber daya alam), di hotel Rangkayo Basa.
Menurutnya, pelanggaran HAM yang sering terjadi yaitu masalah lahan.
"Hampir semua daerah di Indonesia terjadi konflik terkait lahan, dan juga tambang," katanya di tulis Minggu (18/6/2023).
Dikatakannya, sering kali korban yang menjadi pelanggan HAM itu, orang-orang yang lemah.
"Hal inilah yang menjadi perhatian dari Komnas HAM, dan pemerintah," ujarnya.
Dalam setahun, Komnas HAM RI hampir menerima 5000 laporan dalam setahun.
"Laporan itu diterima dari seluruh Indonesia," ujarnya.
Namun demikian, Komnas HAM memiliki enam kantor perwakilan salah satunya berada di Padang.
Disebutkannya, Komnas HAM juga berkerja sama dengan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI), advokat, jurnalis, dan lainnya untuk bersama-sama memperjuangkan hak-hak asasi manusia.
Disisi lain ketua BPN PBHI Julius Ibrani, menuturkan, permasalahan HAM paling banyak terjadi di daerah khususnya pada lahan dan Sumber Daya Alam (SDA).
Ketua MAW PBHI Sumbar, Wilson Saputra, berharap agar, tidak ada lagi pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
Wilson Saputra yang merupakan sebagai pengacara kondang dan cukup lama berkiprah di dunia hukum, menjelaskan, dengan adanya workhsop juga bagian dari rangkaian konsolidasi organisasi masyarakat sipil sumbar.
Kegiatan yang bertemakan "Menghimpun gagasan dan kekuatan untuk perlindungan pembela HAM di Sumatera Barat" diikuti oleh mahasiswa, jurnalis, WALHI dan lain-lain.(*)
Editor :Riki Abdillah