BPS Sebut Bukittinggi Alami Inflasi

Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto.
SIGAPNEWS.CO.ID | PADANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mencatat di bulan Desember 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) di Sumbar sebesar 0,89 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,90.
Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto, mengatakan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 1,68 persen dengan IHK sebesar 106,38 dan terendah terjadi di Kabupaten Pasaman Barat sebesar 0,37 persen dengan IHK sebesar 107,55.
Secara inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,87 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,15 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,79 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,31 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,73 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,39 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,49 persen.
Sementara itu, kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,09 persen, kelompok transportasi sebesar 0,11 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen.
"Secara month to month (m-to-m) Provinsi Sumatera Barat bulan Desember 2024 mengalami inflasi sebesar 0,35 persen. Hingga Desember 2024, inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Sumbar sebesar 0,89 persen," katanya, Rabu (2/1/2025).
Ditambahkannya, untuk Nilai Tukar Petani (NTP) Desember 2024 sebesar 132,16 atau naik 2,17 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Peningkatan NTP dikarenakan peningkatan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 2,75 persen, lebih besar dibandingkan peningkatan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,57 persen.
Pada Desember 2024 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 102,96 untuk subsektor tanaman pangan (NTPP), 134,81 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 174,74 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 108,27 untuk subsektor peternakan (NTPT), dan 94,56 untuk subsektor perikanan (NTPN).
Subsektor perikanan terbagi menjadi dua, yaitu subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 97,74 dan 92,14.
"Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 2,57 persen dari Rp7.454,91 per kg (November 2024) menjadi Rp7.263,41 per kg Desember 2024," tambahannya.
Tak hanya itu, pada November 2024 kunjungan wisatawan mancanegara(wisman) ke Sumbar melalui pintu masuk Bandara Internasional Minangkabau (BIM) adalah sebanyak 6.041 kunjungan, mengalami penurunan sebesar 19,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumbar di November 2024 adalah sebesar 49,50 persen, mengalami kenaikan sebesar 1,54 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya.
"TPK hotel non bintang di Sumbar pada November 2024 adalah sebesar 18,55 persen, naik 0,66 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya. Rata-rata lama menginap tamu di hotel berbintang pada November 2024 tercatat sebesar 1,23 hari, turun 0,01 hari dibandingkan bulan sebelumnya," tandasnya.
Read more info "BPS Sebut Bukittinggi Alami Inflasi " on the next page :
Editor :Andry