Kadis Kearsipan & Perpustakaan Sebut Perlu Upaya Meningkatkan Minat Baca di Sumbar Masih Rendah

Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumbar Novrial (tengah) membuka kegiatan FGD yang menghadirkan narasumber wartawan senior dan sejumlah awak media, Jumat (18/11/2022).
SIGAPNEWS SUMBAR | PADANG - Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat generasi milenial dan masyarakat tampak enggan untuk membaca buku, sehingganya menurunnya minat baca di wilayah Pronvinsi Sumatra Barat (Sumbar). Pasalnya, masyarakat lebih banyak menggunakan gadget.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumbar Novrial, mengatakan, saat ini Provinsi Sumbar urutan keenam di Sumatra dengan minat baca terendah dibandingkan dengan Bengkulu dan Bangka Belitung.
“Hal ini sangat memprihatinkan dan perlu meningkatkan gairah baca baik dikalangan pelajar, mahasiswa atau dimasyarakat,” katanya saat membuka sosialisasi budaya baca dan literasi pada masyarakat dalam bentuk Focus Grup Discussion (FGD), di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumbar, Jumat (18/11).
Disebutkannya, Sumbar banyak melahirkan tokoh-tokoh hebat hingga namanya tercatat dalama sejarah nasional Indonesia. Tak hanya itu, Sumbar pun juga memiliki penulis yang hebat.
“Cuma masalahnya siapa yang mau menulis saat ini, pada hal banyak yang dapat ditulis salah satunya tokoh Sumbar yang menasional, pariwisata di Sumbar, dan ini sangat perlu untuk ditulis dan dibaca sehingga menimbulkan hal yang positif,” ujarnya, mantan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar.
Ia menjelaskan, guna meningkatkan minat baca, saat Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di OPD di lingkungan Sumbar, wajib hukumnya membaca 30 menit perhari. Gerakan membaca 15 judul buku se tahun, rencana wakaf buku, dan pojok baca disetiap kantor Pemprov.
“Upaya ini sudah dilakukan oleh Pemprov Sumbar guna menggencot minat di Sumbar,” sebutnya.
Sementara itu, Heranof Firdaus yang menjadi narasumber di FGD tersebut, meskipun media dan membuat masyarakat menjadi bingung, namun hal ini menjadi sangat positif.
“Ya, semakin banyak membaca maka kita semakin cerdas pula,” ujar mantan wartawan RRI itu.
Heranof yang pernah pernah menjadi ketua Persatuan Wartawan Pusat (PWI) Provinsi Sumbar juga menghimbau kepada wartawan yang belum Uji Kompetensi Wartawan (UKW), agar segera melakukan UKW, karena UKW merupakan jati diri seorang jurnalis.
Hal senada pun, juga diungkapkan oleh narasumber lainnya yaitu Eko Yanche Edrie, untuk menumbuhkan kembangkan minat baca digenerasi milenial saat sulit, sehingga budaya membaca harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak TK dan SD.
“Budaya literasi tidak dapat dipisahkan oleh wartawan, karena wartawan juga harus dituntut untuk itu,” ucap pria asal Padang Panjang ini.
Eko Yanche Edrie yang merupakan wartawan senior dan telah lama berkiprah di dunia jurnalistik menghimbau kepada masyarakat serta wartawan agar selalu membaca, sehingga memperkaya khazanah wawasan.
FGD yang bertemakan pentingnya sertifikasi bagi wartawan, dan diikuti oleh media cetak, online dan tv, diharapkan dapat membuat forum literasi wartawan.
“Bila forum ini dibuat maka, dapat menjadi wadah untuk mengekpresikan karya kita dalam bentuk tulisan dan menjadi buku sehingga dapat dinikmati orang banyak,” tutup Pemimpin Harian Khazanah.
Kegiatan yang dipandu oleh Guspen Khairul diakhiri dengan tanya jawab dan diskusi bersama. (*)
Editor :Riki Abdillah