Mahyeldi Presentasi Inovasi Lilaku 4 GH Pada Tim Independen KemenPANRB, Berharap jadi yang Terbaik

Mahyeldi bersama Dirut RSUD Dr. Achmad Mochtar Busril, Kepala Biro Organisasi Fitriati M dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asben Hendri memaparkan tentang sejarah lahirnya inovasi Lilaku 4 GH dan mekanisme teknis pengoperasiannya kepada para panelis
"Inovasi Lilaku 4 GH ini selain dapat meminimalkan polusi dan cemaran lingkungan juga bisa menghemat pengeluaran rumah sakit dalam penanganan limbah infeksius," tegas Mahyeldi.
Ia menyebut, menurut informasi dari tenaga ahli pengelolaan limbah dengan menerapkan inovasi Lilaku 4 GH tersebut, limbahnya tidak membahayakan lingkungan sekitar. Bahkan, dapat digunakan untuk memelihara ikan.
Gubernur Mahyeldi juga menyampaikan, kedepan teknologi yang sama akan diterapkan secara masif pada seluruh rumah sakit dan puskesmas lainnya di Sumbar. Ia mengaku, permintaan tersebut telah pernah ia sampaikan kepada jajarannya di Dinas Kesehatan Provinsi untuk dilakukan kajian.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, drg. Busril, MPH, menyampaikan bahwa inovasi LILAKU 4 GH itu merupakan bahagian dari upaya Pemprov. Sumbar menjadikan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi sebagai rumah sakit ramah lingkungan.
"Kami terus berupaya untuk menjadikan RSUD Dr. Achmad Mochtar lebih ramah lingkungan, salah satu caranya melalui program Lilaku 4 GH ini," ungkap Busril.
Ia menuturkan untuk pengolahan limbah cair, pihaknya telah mengolah sesuai inovasi Lilaku 4 GH dengan menggunakan alat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sehingga aman untuk lingkungan. Sedangkan untuk limbah padat, ia mengakui memang masih melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
Menurutnya, semenjak tahun 2018 s/d 2022, RSUD Dr. Achmad Mochtar telah berhasil mendaur ulang 19 ton limbah botol infus yang tidak terkontaminasi cairan tubuh, dengan itu pihaknya berhasil menekan pengeluaran untuk pengolahan limbah infeksius sebesar 20% atau setara dengan Rp. 257.750.100,-.
Tidak hanya itu, melalui pengolahan tersebut pihaknya juga berhasil memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp. 20.251.270,- dari penjualan hasil olahan limbah botol infus yang total beratnya mencapai 3.115,58 kg.
"Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari inovasi pengolahan limbah ini, tidak hanya penghematan tapi juga ada pendapatan disana," jelas Busril. (ADPSB)
Read more info "Mahyeldi Presentasi Inovasi Lilaku 4 GH Pada Tim Independen KemenPANRB, Berharap jadi yang Terbaik" on the next page :
Editor :Riki Abdillah