Kaba Rupa di Galanggang Arang #8 Stasiun Solok

Salah seorang peserta tengah melukis gerbong kereta api.(Foto dok: Sigapnews).
Narasi Multikultural dan Potensi Budaya pada WTBOS
Di Dipo, Rayen Minor juga akan menyajikan dua soundcape terkait ingatan bunyi soal WTBOS. Menariknya, komposisi musik ini menampilkan semangat multietnik yang bertumbuh di sepanjang jalur rel. Bunyi yang dihasilkan dari aktivitas tambang dan Mak Itam dielaborasi dengan beragam musik etnik seperti Jawa, Minang, Tionghoa, dan lainnya.
“Karya-karya yang hadir juga membaca potensi budaya dari keberadaan WTBOS. Industri batu bara Ombilin di Sawahlunto telah mengintegrasikan kota tersebut dengan kabupaten kota yang dilalui jalur kereta Mak Itam. Jalur kereta menjelma jadi galanggang pertemuan dari multi-etnis,” jelas Atma.
Galanggang pertemuan yang bermula dari tambang batubara itu telah melahirkan dinamika budaya yang saling mengisi dan melebur dalam lintas waktu. Jika digarap secara serius, WTBOS dapat mengintegrasikan potensi wisata budaya dengan alam, serta membuka potensi pemanfaatan ruang publik baru di semua jalur yang dilaluinya.
Yusuf Fadly Aser, direktur artistik Kaba Rupa menyebutkan bahwa kerja respon ruang dalam pameran seni ini menjadi alternatif dalam pemanfaatan ruang publik sebagai galeri nonkonvesional. Karenanya, display dan pameran disajikan dengan cara yang berbeda.
“Kondisi stasiun menjadi tantangan bagi para seniman. Selain karena medan yang berat, waktu pengerjaannya juga cukup singkat. Sebab itu, kami berupaya keras bekerja siang dan malam agar bisa menyajikan pameran seni tentang WTBOS ini kepada seluruh pengunjung yang datang,” cerita Aser.
Selain pameran seni, kuratorial Kaba Rupa akan ada diskusi grup terpumpun (DGT) yang berjudul “Seniman Bicara WTBOS”. Seluruh peserta berasal dari kalangan multi etnik. Keterlibatan bermakna dari beragam identitas ini diharapkan bisa menjadi ide-ide penciptaan karya kebudayaan baru dan berguna untuk mengembangkan perekonomian warga.
Pada helatan Galanggang Arang 8 juga akan menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya seperti Darak Badarak, Orkes Taman Bunga, Mahoni, serta grup seni dari Kaba Buni. Selanjutnya ada beberapa lokakarya dan perlombaan yang menarik serta launching film “The Journey of Coal Mining” dan buku “Pemetaan Warisan Dunia Tambang Batu Bara Ombilin-Sawahlunto”.
6 Juli 2019 WTBOS ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia karena kontribusinya untuk peradaban dunia. Karenanya 19 Oktober lalu di Padang, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kemdikbudristek RI meluncurkan Galanggang Arang sebagai program strategis untuk menggali dan merawat kebudayaan yang bertumbuh di sepanjang kawasan WTBOS tidak ada seperti tidak ada permainan.(*)
Read more info "Kaba Rupa di Galanggang Arang #8 Stasiun Solok" on the next page :
Editor :Riki Abdillah