SatuPena Sumbar Bedah Buku 'Tragedi Kanso Trauma Etnisitas Cina di Pariaman 1945'

Usai melakukan bedah buku DPD SatuPena Sumbar Sastri Bakry, bersama jajarannya, Pemko Pariaman dan undangan foto bersama.
“Peralihan asset Cina yang ditinggalkan setelah eksodus dari Pariaman tetap saja dibeli kepada pemiliknya yang berada di luar Pariaman. Setelah mengetahui siapa pemilik asset (bangun) tersebut, dilakukan negosiasi. Artinya tidak pernah dirampas begitu saja,” tambah Armaidi Tanjung, penulis buku Tragedi Kanso.
Ketua DPD SatuPena Sumbar Sastri Bakry mengatakan bedah buku ini merupakan pelaksanaan salah satu program kerja SatuPena Sumbar. Sebelum ini, diselenggarakan pelatihan menulis, peluncuran buku di Malaysia, dan bedah buku serta wisata literasi ke dalam maupun ke luar negeri.
“Bedah buku Tragedi Kanso yang ditulis Sekretaris DPD SatuPena Sumbar Armaidi Tanjung patut diapresiasi. Sebelum ini belum ada buku yang ditulis terkait peristiwa kanso yang terjadi tahun 1945 di Pariaman,” kata Sastri yang juga rang Pariaman ini.
Dikatakan Sastri, bedah buku ini memberi manfaat bagi kita dan orang luar. Kita semakin tahu bagaimana kronologis terjadinya peristiwa Kanso tersebut.
Dosen Universitas Andalas, Hasanuddin menyebutkan, Pariaman sejak abad ke- 16 telah menjadi pelabuhan atau bandar lalu lintas yang ramai dan damai. Kota pantai itu tumbuh menjadi kota heterogen, plural bahkan multikultural. Nama-nama kampung yang ada menunjukkan realitas faktual demikian. Sebutlah Kampung Cino (kampung komunitas Cina atau Tionghoa), Kampung Nieh (Kampung komunitas etnik Nias), Kampung Jawo (kampung komunitas etnik Jawa), Kampung Kaliang (kampung komunitas etnik India), kampung komunitas lainnya seperti Arab dan Eropa, kata Hasanuddin.
Ketua Panitia Andri Satria Masri menyebutkan, bedah buku dipandu moderator Yurnaldi, wartawan utama. Kegiatan ini diselenggarakan sekaligus dalam rangka memperingati HUT ke-78 RI di Kota Pariaman.
Audien yang hadir kelihatan antusias bertanya dan menggugat kehadiran buku yang sejak awal kehadirannya ada pro dan kontra. Setelah mendengarkan penjelasan wako Pariaman, narasumber dan penulis buku telah membuka pikiran mereka tentang etnis Cina di Pariaman.(*)
Read more info "SatuPena Sumbar Bedah Buku 'Tragedi Kanso Trauma Etnisitas Cina di Pariaman 1945'" on the next page :
Editor :Riki Abdillah
Source : DPD Satupena Sumbar