Ormas Keagamaan Miliki Keleluasaan untuk Satukan Ummat

Menurutnya Ormas keagamaan bisa mengisi kekosongan pembinaan umat. Saat ini pada banyak tempat di Sumbar masih membutuhkan peran kader yang benar-benar memahami agama untuk menghidupkan dan mensyiarkan ajaran islam di tengah masyarakat.
"Banyak daerah butuh bimbingan. Banyak kelompok masyarakat butuh penguatan keislaman. Kami pernah mengunjungi daerah pada waktu magrib. Masjidnya bagus tapi tidak ada yang jadi muazin, tidak ada yang jadi imam," katanya.
Ia berharap hadirnya PUI di Sumbar bisa mengisi kekosongan-kekosangan itu dan menjadi perekat potensi umat yang ada di masyarakat.
Pada kondisi pandemi COVID-19 yang menyebabkan ekonomi lemah, pemahaman keislaman dikaburkan maka menyatunya potensi umat merupakan hal yg harus diupayakan.
Ketua Umum PUI K.H Nurhasan Zaidi mengatakan organisasi itu sebenarnya pernah ada di Sumbar tetapi tidak berkembang. Stagnan. Karena itu saat ini kembali diperbarui kepengurusannya dengan harapan bisa segera memberikan bakti bagi umat.
"Cikal bakal PUI sebenarnya sudah ada sejak 1911 dan dilegalisasi pada 1917. Namun belum menggunakan nama PUO. Penggabungan dengan organisasi besar lain yang kemudian menjadi PUI terjadi pada 69 tahun lalu," ujarnya.
Sementara itu Ketua DPRD Sumbar, Supardi mengatakan upaya untuk memecah belah umat sekarang mulai terasa karena itu dibutuhkan dukungan dari Ormas Keagamaan untuk bisa menjadi solusi perekat persatuan.
"Mudah-mudahan kehadiran PUI di Sumbar bisa menjadi salah satu solusi bagi penguatan dan perekat umat itu," ujarnya.
Dipercaya sebagai Ketua DPW PUI Sumbar, Hamdanus, S.Fil.I, MSi, Sekretaris Umum DPW PUI Jen Zuidi, SH, Bendahara Umum Yuni Andra,SKM, MM.
Hadir dalam acara itu Ketua Majelis Syuro PUI K.H. Ahmad Heryawan, tokoh organisasi Islam se Sumbar dan para anggota PUI se Sumbar.(*)
Read more info "Ormas Keagamaan Miliki Keleluasaan untuk Satukan Ummat" on the next page :
Editor :Riki Abdillah
Source : Biro Adpim Setda Prov Sumbar