Galanggang Arang Pamenan Anak : Ajak Anak-anak Sumbar Merawat Warisan Dunia

Peserta Galanggang Arang Pamenan Foto Bersama
Adapun lokasi yang dikunjungi antara lain Museum Adityawarman, Kawasan Kota Tua Padang, Stasiun Pulau Aia, dan Silo Gunung di Teluk Bayur sebagai bagian dari Zona C WTBOS. Situs yang dikunjungi menjadi ruang bagi anak untuk menghubungkan pengetahuan sejarah dengan kehidupan hari ini. Di setiap lokasi, peserta diajak untuk mengamati dan mengekspresikan pemahaman mereka melalui cerita, gambar dan sketsa. Dalam waktu bersamaan, ada dua kegiatan Belajar Bersama Museum di Museum Adityawarman yakni Penciptaan Karya Kreatif berbahan Clay bersama Charien Shandria dan Penciptaan Karya Kreatif berbahan Limbah bersama Kapten Moed.
Kedua aktivitas ini menjadi ruang kreatif bagi anak untuk mengembangkan keterampilan tangan dan imajinasi mereka tentang WTBOS. Pada kelas karya kreatif berbahan limbah menekankan kesadaran lingkungan, sebuah isu penting dalam pembahasan dampak pasca tambang.
18 Agustus 2024, kegiatan akan dimulai dengan Senam Bersama 500 anak PAUD Kota Padang di Museum Adityawarman. Setelahnya ada pergelaran seni dari kelompok musik Saandiko dengan komposisi berbasis tradisi, Sanggar Tari Anak Indonesia dan SLB Hikmah Reformasi. SLB Hikmah Reformasi menampilkan karya tari kreasi Minang yang melibatkan anak disabilitas.
Hal ini menegaskan tentang pentingnya inklusivitas dalam merawat tradisi, bahwa warisan budaya adalah milik semua orang, terlepas dari latar belakang dan perbedaan kondisi fisik. Selain itu ada Kelas Bertutur bersama Uda Obe dan Golin Kundang. Uda Obe dan Golin Kundang akan membawakan cerita tentang Bara, Mak Itam, dan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.
Cerita ini akan menghubungkan anak dengan kompleksitas sejarah melalui pendekatan yang sederhana namun sarat makna. Siang hari dilanjutkan dengan pembukaan Pameran Seni dan Foto Memori Kolektif WTBOS di Galeri Taman Budaya. Seluruh hasil karya anak-anak dan remaja yang mengikuti kegiatan Jelajah Galanggang Arang WTBOS dan lokakarya Belajar Bersama Museum akan dipamerkan.
Pameran ini juga menghadirkan sketsa dari seniman Indonesia, Body Dharma tentang kereta api dan properti WTBOS. Ada juga karya anak dari Sanggar Kancil serta foto memori kolektif dan video dari Forum Anak Sumatera Barat tentang WTBOS. Seluruh karya merupakan upaya untuk menanamkan nilai sejarah, identitas dan kebanggaan dalam diri anak melalui media seni yang mudah dipahami. Pameran ini berlangsung sejak tanggal 18 – 22 Agustus 2024. Malam harinya akan dilanjut dengan pemutaran film tentang warisan budaya.
Selama helatan berlangsung, Galanggang Arang Pamenan Anak juga menyediakan kelas menggambar dan kerajinan tangan yang terbuka gratis untuk anak. Hal ini sebagai upaya penyediaan plaftorm bagi anak untuk berkreasi tanpa batas.
“Melalui proses ini, harapannya anak bisa tumbuh dengan kesadaran sebagai penjaga, pemilik sekaligus pewaris dari warisan budaya. Tentunya kesadaran itu tumbuh dengan penuh rasa bangga dan tanggung jawab yang melekat,” tutup Mahatma.(*)
Read more info "Galanggang Arang Pamenan Anak : Ajak Anak-anak Sumbar Merawat Warisan Dunia " on the next page :
Editor :Riki Abdillah