Pertama di Indonesia, Produk Halal Perhutanan Sosial Sumbar Diluncurkan

Pelatihan Kewirausahaan, Workshop Pendamping Perhutanan Sosial dan Pelatihan Onboarding UMKM Digital di Hotel The ZHM Premiere Hotel Padang, Senin (20/5/2024).
Sementara itu Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy dalam sambutannya mengatakan,
potensi besar pasar halal global kian menarik bagi produsen serta pelaku perdagangan antar negara. Konsumsi umat muslim dunia pada Tahun 2025 diproyeksikan mencapai 2,8 Triliun Dolar AS (USD).
Sejumlah negara telah menikmati manfaat dan keuntungan dari volume perdagangan dan nilai transaksi produk halal antarnegara, Kegemaran akan produk halal bukan lagi sebatas landasan kepatuhan ajaran agama Trend konsumsi dan penggunaan produk halal , kini diperkuat dengan nilai-nilai filosofis baru, seperti kesadaran akan kesehatan, kebersihan, keberlanjutan, bahkan kesejahteraan dan keseimbangan alam.
Dengan demikian, fenomena meningkatnya perdagangan produk halal antarnegara turut membawa konsekuensi penting. Terutama dalam menjawab tantangan untuk mewujudkan penyelenggaraan jaminan produk halal secara holistik, inklusif, dan berkelanjutan.
“Dalam forum yang baik ini, saya ingin tegaskan kembali arahan Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa Presidensi G.20, Indonesia harus dapat menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Demikian pula acara Halal20, sebagai bagian dari rangkaian Presidensi Indonesia dalam G.20, harus mampu membuahkan capaian-capaian konkret,” ujar dia.
“Dalam hal ini, saya juga menyampaikan harapan Pak Wakil Presiden yang disampaikan pada berbagai kesempatan, Beliau menginginkan Sumatera Barat menjadi Pusat Pengembangan Industri Halal Indonesia,” tambah dia.
Pada saat ini Pemprov Sumbar juga serius mengedukasi dan mendampingi usaha mikro kecil untuk mendapat sertifikasi halal, agar nilai produknya meningkat dan memiliki pasar lebih luas. Sebab produk halal juga banyak diminati negara-negara yang berpenduduk mayoritas non muslim.
“Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dan aktivitas kehidupan masyarakat Sumatera Barat ibarat dua sisi mata uang, tidak bisa dilepaskan. Sebab masyarakat Minangkabau masih memegang filosofi Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah,” jelas dia.
Wagub menyambut baik dan mengapresiasi kolaborasi dan sinergitas yang dibangun oleh Dinas Kehutanan bersama Bank Indonesia, Dinas Koperasi dan UMKM, Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Universitas Islam Imam Bonjol Padang, dalam mendorong dan memfasilitasi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial dan kelompok Tani Hutan untuk memperoleh Sertifikasi Halal bagi Produk Perhutanan Sosial di Sumbar.
Menurut Audy, dengan jumlah Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) sebanyak 205 Unit, yang memiliki wilayah kelola seluas 287.553,78 Ha dengan 248 unit Kelompok Usaha Perhutanan Sosial dan 487 Unit Kelompok Tani Hutan, memiliki potensi sangat besar menghasilkan berbagai macam produk makan, minuman, rempah, obat-obatan yang bersumber dari Bahan Baku Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti Pinang, Minyak Kayu Putih, Asam Kandis, Pakis, Jamur Tiram, Kopi, Madu, Gula Aren dan Air Mineral yang memerlukan sertifikasi Produk Halal.
“Dengan sertifikasi halal, pelaku usaha bukan saja memenuhi persyaratan kehalalan dan higienitas, namun juga meningkatkan citra positif tentang penjaminan produk halal. Masyarakat dunia juga mengakui produk halal identik dengan kualitas dan higienitas serta menjadi gaya hidup global,” ujar dia.
Dengan Sertifikat Halal ini, diharapkan makin banyak Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) serta Kelompok Tani Hutan dan Kelompok-kelompok UMKM yang bisa menembus pasar halal regional, nasional bahkan global.(*)
Read more info "Pertama di Indonesia, Produk Halal Perhutanan Sosial Sumbar Diluncurkan " on the next page :
Editor :Riki Abdillah