Dua Pejabat SMK PP Resmi Ditahan Kejari Padang
Usai menjalani proses administrasi dan tes kesehatan, kedua tersangka yang didampingi Penasihat Hukum (PH) tampak keluar dari ruangan menuju mobil tahanan yang standby di halaman kantor Kejari Padang.
SIGAPNEWS.CO.ID | PADANG - Dengan memakai baju rompi tahanan berwarna oranye, sambil wajah tertunduk lesu dan tangan terborgol. Dua pria memakai peci, tampak keluar dari kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Padang, Minggu (28/1/2024) siang kemarin.
Keduanya, terlihat dikawal ketat oleh pengawal Kejari Padang, untuk masuk ke dalam mobil tahanan Kejaksaan Negeri Padang, yang terparkir sedari tadi di halaman kantor Kejari Padang.
Sebelum menaiki mobil tahanan, kedua tersangka, menjalani administrasi, dan tes kesehatan serta didampingi Penasihat Hukum (PH).
Kedua tersangka, yang ditahan Kejari Padang, yaitu berinisial S selaku mantan Kepala Sekolah (Kepsek) dan HG selaku mantan Wakil Kepsek di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian Pembangunan (PP) Negeri Padang. Dimana keduanya, diduga melakukan tindak pidana korupsi dana Program Pusat Keunggulan (PK).
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Padang, M. Fatria didampingi Kasi Intelijen Kejari Padang Afliandi, Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Yuli Andri dan Ketua tim penyidikan perkara SMK Pertanian Pembangunan (PP) Negeri Padang Wiliyamson mengatakan bahwa, kedua tersangka sudah ditahan oleh pihak Kejari Padang untuk 20 hari kedepan.
"Untuk peran tersangka S, bersangkutan selaku kepsek menanda tangani kesepahaman dengan kementerian pusat. Dan HG, melaksanakan semua kegiatan sehingga menimbulkan kerugian negara sebesar Rp257 juta. Hal ini berdasarkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)," katanya saat diwawancarai awak media, Senin (29/1/2024).
Dijelaskan, pada tahun 2021 hingga 2022 SMK PP Negeri Padang, mendapatkan bantuan dana PK yang bersumber dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek). Dari penggunaan tersebut terjadi penyimpangan dengan adanya modus pembangunan fisik, ada ruang ruangan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Untuk kedua tersangka dikenakan pasal 2,3 undang-undang tindak pidana korupsi," ujarnya.
Dalam berita sebelumnya disebutkan, dimana perkara ini berawal dari informasi masyarakat yang diterima pada November 2022. Kemudian dilakukan penyelidikan untuk, mencari dan menemukan apakah ada indikasi tindak pidana dari peristiwa dan telah meminta keterangan.
Dari serangkaian kegiatan untuk pengumpulan barang bukti dan keterangan itu akhirnya, Kejari Padang menemukan adanya indikasi tindak pidana dalam perkara ini, sehingga proses kasus dinaikkan ke penyidikan.
Perkara ini merupakan, dugaan korupsi dalam pelaksanaan anggaran tahun 2021-2022.
Pihaknya menemukan modus penyimpangan dalam dana Program Pusat Keunggulan (PK) yang bersumber dari APBN karena tidak sesuai petunjuk teknis dan aturan dari Kemendikbud Ristek.
Dimana ditemukan adalah dana APBN dalam program disalurkan lewat rekening pribadi, kemudian digunakan untuk kegiatan sekolah. Secara aturan mengalihkan dana pemerintah merupakan perbuatan melawan hukum.
Disebutkan perkara tersebut telah dinaikkan ke tahap penyidikan dengan nomor print-01/L.3.10/Fd.1/05/2023, selanjutnya tim penyidik akan memeriksa saksi dan melengkapi alat bukti. (*)
Editor :Riki Abdillah