Kepala BPS Sebut Pasbar Alami Inflasi Tertinggi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Sugeng Arianto, diwawancarai awak media.
SIGAPNEWS.CO.ID | PADANG -- Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), mencatat pada Juni 2024 inflasi Year on Year (y-on-y) di Sumbar sebesar 4,04 persen. Dimana inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) sebesar 5,71 persen.
Menurut kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto, hal ini dikarenakan, adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 9,08 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,56 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,06 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,46 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 1,16 persen, kelompok transportasi sebesar 1,92 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,09 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,77 persen. Kelompok pendidikan sebesar 1,83 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,74 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,27 persen.
"Secara month to month (m-to-m) Provinsi Sumatera Barat bulan Juni 2024 mengalami inflasi sebesar 0,14 persen. Hingga Juni 2024, inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,85 persen," katanya, saat menyampaikan berita resmi statistik, Senin (1/7/2024).
Sedangkan, Nila Tukar Petani (NTP) Provinsi Sumbar di Juni 2024 sebesar 125,33 atau naik 1,30 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Peningkatan NTP dikarenakan peningkatan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 1,63 persen dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,33 persen.
Sementara untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) pada Mei 2024 sebesar 126,99 atau naik 2,27 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
"Pada Juni 2024 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 103,96 untuk subsektor tanaman pangan (NTPP), 133,90 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 149,34 dan subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 110,55 serta subsektor peternakan (NTPT), 92,01 untuk subsektor perikanan (NTPN). Subsektor perikanan terbagi menjadi dua, yaitu subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 93,73 dan 90,70," katanya.
Dikatakannya, untuk kunjungan wisatawan mancanegara negara (wisman) Mei 2024, melalui pintu masuk Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sebanyak 7.107 kunjungan.
"Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumbar pada Mei 2024 sebesar 48,42 persen.Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang selama periode Mei 2024 adalah 1,28 hari," katanya.
Sedangkan, jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat dari BIM pada Mei 2024 turun sebesar 17,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah penumpang angkutan udara yang datang di BIM pada Mei 2024 turun 32,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
" Jumlah barang yang dimuat melalui angkutan laut dalam negeri mengalami peningkatan sebesar 25,26 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah barang yang dibongkar melalui angkutan laut dalam negeri Sumatera Barat pada Mei 2024 mengalami peningkatan sebesar 24,20 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dan jumlah penumpang kereta api pada Mei 2024 pada kelas ekonomi lokal mengalami penurunan sebesar 14,03 persen dibanding bulan sebelumnya," ujarnya.
Untuk nilai ekspor yang berasal dari Sumatera Barat pada Mei 2024 sebesar US$101,39 juta, terjadi penurunan sebesar 39,65 persen dibanding ekspor April 2024.Golongan barang yang paling banyak diekspor pada Mei 2024 adalah golongan lemak & minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$69,76 juta, diikuti golongan karet dan barang dari karet (HS 40) sebesar US$9,90 juta, dan golongan bahan-bahan nabati (HS 14) sebesar US$7,37 juta.
"Dan nilai impor pada Mei 2024 sebesar US$34,00 juta, terjadi penurunan sebesar 12,62 persen dibanding impor April 2024. Golongan barang impor Golongan barang impor pada Mei 2024 paling besar adalah bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$24,41 juta," imbuhnya.(*)
Editor :Riki Abdillah