Musim Hujan Pasar Jadi Sepi, Perekonomian Terhambat

Keadaan pasar kecamatan Pulau Punjung yang becek akibat musim hujan.
SIGAPNEWS SUMBAR | DHARMASRAYA - Musim hujan sejak dari akhir tahun 2022 sampai hari ini, namun di bulan Maret curahan hujan semakin deras dan durasinya pun lama, sehingga berdampak terhadap perekonomian serta penjualan di pasar.
Hal tersebut dikatakan Afrizal ke awak media Senin (13/3/2023), "dua minggu ini pasar sangat sepi penjualan sangat jauh berkurang, saya menjual barang muda (pedagang pangan) di pasar kecamatan Pulau Punjung. Sejak memasuki bulan Maret penjualan sangat menurun, pasar sepi karena kondisi cuaca yang menghambat orang untuk pergi ke pasar serta faktor ekonomi yang menurun," kata dia.
Pembeli di pasar mayoritas penghasilanya bertani (karet dan sawit) dengan musin hujan tentu tidak bisa untuk memotong karet, karena getah karet akan bercampur dengan air hujan. Penghasilan buah sawit juga berkurang di karenakan musin hujan. "Penyampaian pembeli kepada kami, kalau musin hujan buah sawit Trek (Berkurang)," ujarnya.
Selanjutnya barang dagangan juga naik harganya di akibatkan hasil tanaman mati tergenang air hujan seperti abe dan sayur sayuran, kalau panen lebih duluan untuk menghindar dari tergenang air hujan, cabe akan membusuk. Maka stok cabe dan sayur" berkurang dan menghasilkan harga naik.
Belum lagi untuk upah angkut (tukang becak) ketika barang sampai di lokasi, yang membawa barang tersebut tukang becak dengan kondisi hari hujan, upah becak pun naik karena hujan-hujanan. Belum pengeluaran yang lain, seperti membayar tempat jualan dan karcis sampah dan karcis kebersihan. Malahan bukan beruntung tapi rugi. Baru dibukak hari sudah hujan. dan barang dagangan juga cepat membusuk, dagangan tidak laku dan kita sempat buang berkilo-kilo karena busuk buah buahan cepat membusuk apalagi tukang juz tidak pernah membeli buah lagi. Untuk supanya dagangan segar kembali kita membeli stok baru lagi pungkas anton pedagang buah.
Sementara dengan musin hujan masyarakat jadi malas pergi kepasar, lebih memilih membeli bahan masakan keliling (pedagang keliling) apalagi masyarakat yang tertimpah musibah banjir, lebih menunggu di rumah untuk membersihkan genangan air yang memasuki rumahnya. apalagi kondisi pasar tradisional kalau sudah hujan pasar becek dan berbaun ini juga faktor untuk masyarakat malas ke pasar. Pedagang pasar banyak dari luar kabupaten Dharmasrara sehingga di musin hujan pedagang banyak tidak berdagang apalagi stok dagangan juga susah didapatkan. (*)
Editor :Riki Abdillah