Menteri Kebudayaan Fadlizon: Negara memajukan Kebudayaan Indonesia di Tengah Peradaban Dunia

Ketua DPD SatuPena Sumbar bersama Menteri Kebudayaan RI Fadlizon memamerkan buku.
SIGAPNEWS.CO.ID | JAKARTA -- Negara memajukan kebudayaan Indonesia di tengah peradaban dunia sesungguhnya amanah. Tapi kita tak begitu memerhatikan pasal 32 Undang-undang 1945 yang dengan jelas tertulis upaya memajukan kebudayaan itu.
Hal tersebut katakan, Menteri Kebudayaan RI, Fadlizon pada acara Mendefinisikan Ulang Identitas Keindonesiaan dan Penguatan Kinerja Riset Kebudayaan.
"Kita perlu mereinventing usia peradaban Indonesia melalui riset arkeologi, bahasa, dan sastra (arbasra ). Indonesia adalah negara besar yang sangat tua peradabannya berdasarkan bukti- bukti arkeologis yang kita miliki, seperti kehadiran lukisan dinding gua tertua di dunia yakni lebih dari 52.000 tahun yang lalu," Rabu, (18/12) kemaren, di Auditorium Soemitro Djojohadikusumo, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jakarta.
Disebutkannya, Indonesia harus bangga dan menjadi terdepan dalam membangun peradaban ke depan di tengah-tengah kemajuan teknologi. Fadlizon dalam pidato kebudayaannya dihadapan para pejabat eselon satu, UNESCO, akademisi, seniman, sastrawan, pusat sejarah militer, organisasi dan komunitas yang berkaitan dengan arbasra dan tokoh-tokoh budaya lainnya.
Mendefinisikan ulang identitas Keindonesiaan dan penguatan kinerja riset kebudayaan juga disampaikan Heri Yogaswara, kepala OR Arbastra Arkeologi, Bahasa dan Sastra.
Ia menyampaikan organisasi riset memberi stok kekayaan manuskrip, bahasa, karya ilmiah dan lain lain sekaligus menyampaikan dengan kesuksesan hasil penelitian yang dilaksanakan BRIN terutama di bidang yang ia pimpin. Karenanya momen munculkan kegiatan memorial lecture, peluncuran buku antologi, pidato Kebudayaan, dan pertunjukan dramatic reading.
Harapan kepala BRIN, agar pemeliharaan dan pendataan kebudayaan juga diwujudkan dengan dibukanya satu jurusan di Universitas Andalas, Padang, sehingga nantinya kita perlu lagi ke Leiden untuk mencari dokumen sejarah tentang tentang Kebudayaan Indonesia.
Ketua Panitia, Sastri Sunarti Sweeney menyampaikan, kegiatan Pidato Kebudayaan oleh Fadlizon dan Memorial Lectures RP. Soedjono merupakan kegiatan refleksi akhir tahun kebudayaan.
"Dengan menjelaskan siapa dan apa kegiatan Pelopor arkeologi Indonesia Prof Dr Raden Panji Soejono akan menambah kekayaan budaya Indonesia," ujarnya.
Peluncuran dua buku Sastri juga menyampaikan ada dua buku yang diluncurkan yakni buku arkeologi dan soft Launching buku Antalogi Puisi Night Fireflies. Kumpulan puisi dari sastrawan berbagai negara yang menangkap dan menyimpan kenangan pada saat berada di tengah bencana alam di Ranah Minang pada bulan agenda IMLF Mei 2024.
"Ide menuliskan pengalaman kebencanaan ini Sastri Sweeney dan dieksekusi dengan cepat dan oleh Sastri Bakry. Duo Sastri ini telah menggerakkan lima puluh enam penulis dan sastrawan dari lima belas negara untuk memberikan tulisannya," sebutnya.(*)
Editor :Andry