Rakor Stunting Lintas Sektor, Angka Sunting di Pasbar Terus Turun dari 31,6 persen jadi 24 persen

Rakor Stunting lintas sektor Pasaman Barat
Selain itu, Ketua TP PKK Pasbar Ny. Titi Hamsuardi mengatakan bahwa titik pembangunan SDM dimulai dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, dan kesehatan anak sekolah.
Karena pada usia tersebut merupakan usia emas untuk mencetak generasi Indonesia yang unggul. Ia berharap tidak ada lagi stunting, kematian bayi, dan kematian ibu yang meningkat.
"Namun kenyataannya berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) masih terdapat 100 kabupaten kota se Indonesia yang memiliki angka stunting diatas 30,7 persen. Sedangkan standar prevalensi stunting yang ditoleransi oleh WHO adalah sebesar 21 persen. Sementara untuk Kabupaten Pasaman Barat tahun 2018 prevalensi stunting berada di angka 28,40 persen. Berkat usaha kita bersama, pada Februari 2021 prevalensi stunting menjadi 18,20 persen dan untuk bulan Februari tahun 2022 ini. Kita masih melakukan penimbangan massal di 473, sehingga perkembangan angka prevalensi stunting nantinya dapat di lihat pada e-ppbgm," katanya.
Dikatakan, bahwa dampak stunting sangat komplek di antaranya dibidang kesehatan stunting akan mengakibatkan gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motorik serta gangguan metabolik pada saat dewasa yaitu resiko penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain-lain.
Dibidang ekonomi potensi kerugian ekonomi setiap tahunnya mencapai 2 - 3 persen dari GDP. Jika produk GDP Indonesia Rp10.000 triliun (sumber : bank dunia, 2016), potensi kerugian Rp. 200-300 triliun per tahun. Potensi keuntungan ekonomi dari investasi penurunan stunting di Indonesia 48 kali lipat.
"Sedangkan bonus demografi yang akan dinikmati oleh bangsa Indonesia tahun 2030 akan menjadi beban. Karena usia produktif yang besar antara usia 20 - 55 tahun akhirnya akan menjadi beban negara karena bangsanya menjadi bangsa yang lemah dan tidak mampu bersaing karena angka prevalensi stunting yang tinggi," ujar Ny Titi Hamsuardi.
Ketua DPPKBP3A Pasbar, dr. Anna Rahmadia yang juga merupakan ketua panitia mengatakan bahwa dukungan dan partisipasi mitra kerja untuk mencapai tujuan mengentaskan stunting.
Program bangga kencana saja tidak hanya penggunaan KB saja, namun lebih dari itu. Untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dengan mengatur jarak kelahiran. Sudah dibentuk sebanyak 250 tim.(*)
Read more info "Rakor Stunting Lintas Sektor, Angka Sunting di Pasbar Terus Turun dari 31,6 persen jadi 24 persen" on the next page :
Editor :Riki Abdillah
Source : Diskominfo Pasbar